ADAB-ADAB TERHADAP ORANG TUA - BAG. 3.

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala atas segala nikmat serta anugerah yang telah Dia beri kepada kita. Sholawat serta salam kita curah limpahkan pada Nabi Muhammad ﷺ, keluarganya, para  sahabat, serta pada seluruh umatnya yang mengikuti ajaran dan sunnah beliau hingga yaumul akhir.

Pembaca budiman yang dirahmati Allah, pada artikel sebelumnya, yaitu:

Kita telah membahas keutamaan besar yang akan diraih dari birrul walidain. Tujuan ditulisnya artikel tersebut  adalah agar orang termotivasi untuk melakukan amalan ini. Serta amalan ini adalah kewajiban paling afdhal setelah tauhid yang Allah perintahkan, sebagaimana tersurat dalam Al-Qur'an surah Al-Israa'.

Dan karena hal inilah, wajib bagi kita untuk mengetahui apa itu adab yang harus kita terapkan dihadapan orang tua, diantaranya:

1. Mengikhlaskan niat karena Allah

Mengikhlaskan niat dalam berbakti kepada keduanya, dan janganlalh kita menjadikan bakti kepada oarng tua ini sebagai balas budi atas apa yang telah mereka persembahkan kepada kita. Akan tetapi harus kita jadikan bakti ini sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah dan mengharapkan pahala serta ganjaran dari Allah Jalla wa ‘Alaa.

2. Mencintai dan melindungi mereka

Dengan cara mengisi rasa cinta ke dalam hati mereka dan mendahulukan mereka atas diri kita dalam segala hal. Karena orang tua seringkali mengedepankan banyak hal bagi kita. Oleh karena itu, mereka berhak dan pantas mendapat rasa cinta, rasa sayang dan bentuk hormat.

3. Mentaati orang tua selama tidak dalam maksiat kepada Allah

Taat kepada orang tua merupakan suatu kewajiban atas setiap muslim. Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnyan dalam keadaan lemah yang bertamabah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman: 14).

Adapun jika mereka berdua memerintahkan kita untuk berbuat maksiat, maka tidak boleh ditaati. Nabi ﷺ telah bersabda: “Tidak ada ketaan dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya taat itu dalam hal yang ma’ruf” (HR. Bukhari :7257 dan Muslim :184).

4. Bertawadhu’ di hadapan mereka berdua

Menunjukkan rasa tawadhu dihadapan keduanya, bermuamalah dengan penuh adab dan tidak meninggikan suara dihadapan mereka, serta tidak mendahului mereka ketika masuk keluar ruangan kecuali setelah mereka selesai, tidak berjalan di depan mereka kecuali untuk menghikangkan gangguan, harus mengedepankan mereka ketika makan dan minum, dan hendaknya mendengar dengan seksama, penuh adab dan rasa tawadhu atau rendah hati.

5. Berbuat ihsan kepada orang tua.

Dengan memberikan kepada mereka setiap kebaikan dan berusaha membuat mereka ridho selama bukan maksiat kepada Allah, serta menghindari segala sesuatu yang menyakiti dan mengganggu orang tuamu walaupun dengan sesuatu yang kecil.

Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman : “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Juga dalam ayat lain: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua..” (QS. An-Nisa: 36).

Dan perintah ini ditegaskan lagi apabila mereka telah berumur dan menjadi lemah.

Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dana hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-Isra: 23-24)

Nabi ﷺ bersabda dalam haditsnya : "Celakalah, celakah, celakah seorang laki-laki yang mendapati salah seorang dari kedua orang tuanya atau keduanya masuk usia renta, kemudian hal tersebut tidak menjadikannya masuk surga." (HR. Ahmad : 8201).

6. Memasukkan rasa bahagia kepada hati kedua orangtua.

Seorang anak harus memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang tuanya. Misalnya dengan ia berjuang keras sampai sukses di dalam pendidikannya untuk menyenangkan hati kedua orang tuanya, atau memberikan kabar gembira apapun itu. Atau pun dengan terus menunjukkan sikap lemah lembut kepada mereka berdua.

7. Memberi orang tua makan dengan tangannya dan tidak mendahului mereka

Selayaknya bagi kita untuk memberikan kepada mereka sebaik-baik makanan yang kita dapat dari hasil jerih payah kita sendiri. Dikisahkan bahwa Zainal Abidin bin Husein adalah orang yang paling baik dan berbakti kepada ibunya di antara manusia yang lain, sampai dikatakan kepadanya: “wahai Zainal Abidin sungguh engkau ada orang yang paling baik terhadap ibumu, namun mengapa kami belum pernah melihatmu makan bersamanya dalam satu piring? Maka ia pun menjawab: “aku khawatir tanganku mendahului tangan ibuku ketika mengambil makanan, dan aku takut saat melakukan itu bahwasanya aku telah mendurhakainya”.

8. Mengucapkan salam ketika bertemu kedua orang tua.

Dan alangkah terpujinya hal ini jika diiringi dengan mencium tangan keduanya.

Dimisalkan oleh sahabat yang mulia Abu Hurairah ketika selesai pengangkatan Marwan bin Hakam sebagai khalifah, dan beliau sedang berada di Dzilhalifah.

Sedangkan ibunya berada di rumah dan Abu Hurairah di rumah yang lain. Ketika beliau radhiyallahu Anhu ingin keluar ia berdiri didepan pintu rumah ibunya dan berucap :” assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh wahai ibundaku”, dan ibunya pun menjawab :” wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh wahai anakku”. Setelahnya Abu Hurairahm mengatakan: “semoga Allah senantiasa menyayangimu, sebagaimana kau telah mendidikku di waktu kecil”, ibunya pun menjawab :”dan semoga Allah menyayangimu juga sebagaimana engkau telah berbakti kepadaku disaat aku tua”. Dan begitu pula yang dilakukan Abu Hurairah ketika beliau ingin keluar.

9. Tidak meninggikan suara di atas suara kedua orang tua saat bersama mereka.

Dikisahkan bahwa para salafussholeh terdahulu tidak pernah meninggikan suara mereka saat kehadiran orang tua mereka. Muhammad bin Sirin rohimahullah, tidak berbicara dengan ibunya kecuali seperti ia sedang berbicara dengan seorang penguasa yang khawatir dia akan membuatnya marah.

Dan diriwayatkan dari sebagian keluarga Muhammad bin Sirin : ”Aku tidak pernah melihat Muhammad bin Sirin berbicara dengan ibunya kecuali ia merendahkan tubuhnya”.

Suatu ketika datang seorang lelaki kepada Muhammad bin Sirin dan ia sedang bersama ibunya dan berbicara dengan suara yang yang kecil sekali. Maka Ibnu ‘Aun menanyakan : “apakah Muhammad bin Sirin sedang sakit?” Dan dijawab: “Tidak, namun demikianlah dia ketika bersama ibunya”.

Sampai dikisahkan bahwa bentuk bakti salah satu salafus Sholeh kepada orang tuanya mencapai fase: Ia tidak pernah melemparkan pertanyaan kepada ibunya ataupun bapaknya, sampai mereka berbicara dan menjelaskan.

Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: “ Ada dua sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang paling berbakti kepada ibunya di antara segenap manusia, yaitu: Utsman bin Affan, dan Haritsah bin Nu’man. Utsman radhiyallahu Anhu pernah berkata: “aku terus memikirkan dan membayangkan wajah ibuku sejak aku masuk Islam”. Adapun Haritsah ia pernah menyuapi ibunya dan tidak pernah bertanya atas apa yang ibunya perintahkan. Hingga saat hendak keluar, ia ya bertanya siapa yang akan bersama ibunya setelah ia keluar, apa yang telah dikatakan ibuku?

Dan dikisahkan bahwa Abdullah bin Aun ketika suatu hari ibunya memanggilnya, dan menjawab dengan nada tinggi, lantas apa yang dilakukan oleh Abdullah sebagai balasan atas perbuatannya tersebut? Ia memerdekakan dua hamba sahaya.

10. Mengorbankan harta untuk kedua orang tua.

Hendaknya seorang muslim tidak pelit mengeluarkan harta untuk keduanya. Karena sebab mereka berdualah ia ada di dunia ini dan sebab mendapatkan segala kebaikan dalam hidupnya.

Oleh karenanya Nabi sallallahu alaihi wasallam ketika ia ditanya seorang lelaki: “ayahku hendak mengambil hartaku.” beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “engkau dan hartamu adalah milik orang tuamu”.


Komentar